Keluarga yang baru pindah ke desa, dulunya tinggal di kota entah kenapa pindah ke desa, oh ya sang ayah ditugaskan pindah ke desa, jadilah dia pindah membawa anggota keluarganya, satu istri dan satu anak laki – laki.
Pada hari kerja, saat pergi dari kantor sang ayah melihat aktivitas yang tidak pernah dia lihat di kota tempat sebelumnya dia dan keluarganya tinggal.”Pfffttt aneh li orang – orang tu, tiap pagi ku liat mereka pergi ke hamparan rumput gtu ntah ngapain ntah, tanam rumput? Aneh” ucap sang ayah saat melihat aktivitas tersebut.
Suatu ketika saat keluarga tersebut berkumpul untuk makan malam, si ayah mengungkapkan hal yang bagi dia aneh itu, “Bu, tau gak bu orang – orang di desa ini sungguh aneh, mereka tiap pagi ku liat pas aku pergi kerja tanamin rumput2 gtu d lapangan yg luas, agak berlumpur gitu lapangannya, aneh li”. Sang ibu agak heran dengan perkataan sang ayah terlihat dari raut wajahnya yg seperti tanda tanya.
Kemudian ibu berkata “ayah ada2 aja, masak orang nanam rumput, biasa yg ada rumput dicabut bukan di tanam”.”Beneran ini, ayah liat dengan mata kepala sendiri” jawab sang ayah. Sejenak terlintas dalam pikiran ibu, “apa yg ayah maksud itu sawah ya?, dan yg di tanam itu padi? Ah, gak mungkin masak ayah bego bgt gak tau sawah” lalu ibu bertanya lagi “Ayah lihat lapangan itu dimana tepatnya?”. “Itu di jalan mau keluar dari desa pas pengkolan mau menuju gapura desa” ayah menjawab.
Deg, duaaarrrr bagaikan ada guntur yang menghujam jantung sang ibu “yaelllaaaaahh itu emang sawaaaah, huft, bapak bapak kasian sawah aja gak tau” kemudian ibu terpikir sesuatu dan mulai berkata lagi “bapak sekarang lg makan apa?” “ya nasi lah masak ibu gitu aja gak tau” jawab ayah. “Ayah tau gak nasi itu asal darimana?” tanya ibu lagi. “hhhmmm ayah taunya dari beras yg dibeli di pasar hehe”.
Eits, jangan lupakan si anak yg sedang duduk di situ juga sedang menikmati makan malam bersama, lihatlah ekspresi wajahnya sekarang sangat shock dari mulutnya seperti keluar muntahan pelangi seperti di anime – anime. “Beras itu berasal dari tanaman yg namanya padi yah” sang anak akhirnya angkat bicara. Melihat ekspresi ketidaktahuan yang tercermin dari wajah sang ayah si anak berkata lagi “Padi itu biasa di tanam di sawah yah, di desa ini kan banyak sawah, kitapun sering melewatinya”.
Loh, heh, loh, heh, loh, heh apakah ini ada kaitan dengan perkataan sang ayah tentang orang – orang yang berbondong – bondong pergi ke lapangan yg luas dan menanam rumput itu. Jangan terlalu cepat berspekulasi, kita baca lanjutan obrolan mereka. “Besok waktu pergi sekolah, coba kamu ikut ayah naik mobil, jangan naik sepeda seperti biasanya trus tunjukkin sawah sama ayah” ucap ibu kepada sang anak. “Oke bu, sip” jawab sang anak.
Hari Selasa…
Brrrmmrmm, itu suara mobil ayah, “Ayo nak, kita berangkat” seru sang ayah. Setelah mencium tangan ibu di teras rumah sang anak bergegas menuju ke depan rumah tempat mobil dan ayah menunggu. “Berangkaaaat…” sang anak menyahut ajakan ayah tadi. Ibu dari teras berharap semoga ayah jadi tau sawah, aamiin. Beberapa menit dari rumah akhirnya sawah kelihatan sang anak pun langsung berkata “yah, yah, itu, itu sawaaah”. “Manaaaa?”

Dokumantasi Penulis (Gambar 1)
“Itu yah di sebelah kanan” kata si anak lagi.

Dokumentasi Penulis (Gambar 2)
“Oooh ini sawah, jadi tau” dan ayah pun sudah tahu.
Apakah itu hamparan rumput yang didatangi banyak orang yang ayah lihat sebelumnya? Kenapa ayahnya gak tahu sawah? Padahal hidupnya lebih lama dari sang anak, apakah ayahnya berasal dari planet lain? atau memang ada orang yang tidak tahu sawah? Entahlah.